Tap saat kami kumpul, mengkaji studi kelayakan

Dalam bentuk fisik mereka tidak banyak punya waktu, namun buah pikiran, gagasan-gagasan mereka sangat berarti untuk dilaksanakan.

RESPONS CHAERUL SALEH Beberapa hari setelah pertemuan dengan Pak Yamin tadi, saya bersama Darmalis berhasil mencegat Chaerul Saleh di Bandara Kemayoran, sesaat setelah mengantarkan Nyonya Ratnasari Dew- istri Jepang Bung Karno-berangkat ke luar negeri.

menyampaikan pesan Pak Yamin,"sapa Darmalis.

akrab da, panggilan akrab kepada beliau-kami ingin bicara Oh ya, saya sudah tahu.

Naiklah kalian ke mobil saya, kita a di rumah sambil makan siang," jawab Chaerul Saleh eralanan sekitar 20 menit ke rumahnya di Jalan mar, Jakarta Pusat, di atas mobil dinas menteri itu Sumatakan panjang lebar tentang rencana penerbitan di Dalam kami Sumatra Barat itu serta misi yang akan diembannya.

menyampaikan pesan Pak Yamin,"sapa Darmalis

Menerbitkan Koran "Amani Makmur chaerul Saleh, dan J.B.

Adam yang lebih dulu pulang jadí Bupati Padang/Pariaman.

Dia mantan perwira sandi Republik Indonesia di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York selama enam tahun.

Dengan akta notaris itulah kami hilir-mudik mengurus izin, sesuai prosedur yang berlaku saat itu.

Kami mengumpulkan sederet calon nama koran itu.

Akhirmya, kami pilih nama Aman Makmur, sesuai anjuran pihak Kodam III/17 Agustus.

Di Padang, Darmalis melakukan persiapan teknis, seperti percetakan, kantor, menghubungi Peperda (Penguasa Perang Daerah) Kodam II1/17 Agustus, PWI (Persatuan Wartawan Indonesia), SPS (Serikat Penerbit Surat kabar), Jawatan Penerangan Provinsi (kini Kanwil Deppen).

Dari instansi- instansi tersebutlah diperlukan rekomendasi penerbitan surat kabar baru.

Di samping pekerjaan sehari-hari, bersama Darmalis (me- ninggal 20 Juli 2000 di Jakarta), saya lebih banyak punya waktu mengurus proyek koran ini dalam rangka pulang kampung itu.

Tap saat kami kumpul, mengkaji studi kelayakan.

 Tap saat kami kumpul, mengkaji studi kelayakan

Dalam proses pengurusan SIT surat kabar di Padang itu, kami tidak punya hambatan.

Selain Mayjen Harsono, waktu itu kami banyak kawan di Departemen Penerangan yang melicin- kan segala urusan.

Antara lain Direktur Pembinaan Pers, Anwar Luthan PAMITAN DENGAN PAK NATSIR Sebelum ke Padang saya pamitan dengan Pak Natsir yang waktu itu baru saja bebas dari tahanan.

Beliau saya temui di sebuah rumah kecil di Jalan Juana, kawasan Jalan Blora, Jakarta Pusat.

Kira-kira di belakang eks kantor Abadi Beliau bersama istri menempati rumah tersebut hanya satu kamar Di kamar itu terdapat sebuah tempat tidur.

Di bawahnya disuruk- kan alat dapur, periuk-sanduk, kuali, piring-cangkir, dan orang besar! ya Menyedihkan, tapi beliau biasa-biasa saja.

Sikap Beliau saya persilakan duduk berdua di tempat tidur da meter itu.

Beliau ngobrol pengalaman di pedalaman Padana parat waktu PRRI, sampai ditahan.

Comments

Popular posts from this blog

5 Taktik untuk Mendorong Lalu Lintas Situs Web yang Bukan SEO

Dan oplah Aman Makmur melesat naik

Aqiqah Bandung Murah : Cara Membuat Omelet